OLEH: Aldyth Matveyrick | Kelas: XIA.2.1
SMA Xaverius 1 Palembang, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bangau, menjadi tempat baru bagi saya menapaki jenjang pendidikan menengah atas. Saya bergabung pada bulan Juli 2023, dan seperti semua siswa baru lainnya, saya memulai perjalanan ini dengan kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).
Saya ditempatkan di kelas X7—salah satu dari delapan kelas sepuluh yang ada di sekolah ini. Perasaan saya saat itu bercampur aduk: ada rasa gugup, khawatir, namun juga antusias menghadapi suasana dan lingkungan belajar yang sama sekali baru. Hari pertama MPLS yang jatuh pada 11 Juli 2023 masih terasa segar dalam ingatan. Saya mengenali beberapa wajah teman lama dari SMP Xaverius 1 Palembang, dan perlahan perasaan canggung pun mulai mencair.
Kegiatan hari itu diawali dengan perkenalan siswa di dalam kelas, dilanjutkan dengan pengenalan tata tertib, lalu kami diarahkan menuju lapangan voli indoor yang sangat luas. Di sana, Bapak Kepala Sekolah, Andreas Sudarsana, memberikan sambutan penuh semangat. Suasana hari pertama ditutup dengan yel-yel bersama kakak-kakak OSIS yang membangun rasa kebersamaan dan antusiasme.
Hari kedua dimulai dengan upacara pembukaan resmi MPLS oleh Bapak Andreas di lapangan sepak bola. Setelah itu, kami mengikuti sesi pembinaan karakter yang memperkenalkan nilai-nilai utama di SMA Xaverius 1: tertib, sopan, disiplin, dan semangat belajar. Kami juga mendapat penjelasan mengenai Kurikulum Merdeka, penjurusan di kelas XI (A1.1, A1.2, A2, dan A3), serta program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang sangat menarik. Di akhir hari, sesi ice-breaking dan nyanyi bersama menciptakan suasana santai dan penuh keceriaan.
Hari ketiga menjadi salah satu hari paling berkesan. Kami memulai dengan senam bersama, lalu mengikuti pelatihan baris-berbaris sebagai seleksi untuk Pasukan 45 yang akan bertugas di upacara 17 Agustus. Setelah itu, kami menjelajahi setiap sudut sekolah dalam kegiatan hiking seru, dari ruang laboratorium, ruang tari, hingga ruang pertemuan. Melalui games mengenal tokoh sekolah, saya berhasil menebak sosok Pak Andreas, dan itu menjadi pengalaman lucu sekaligus membanggakan. Hari itu ditutup dengan materi bimbingan konseling dan pemahaman lebih lanjut tentang tata tertib serta peran humas sekolah.
Selama tiga hari tersebut, kami juga menyiapkan pentas seni (pensi) sebagai bagian dari rangkaian MPLS. Kelas kami menampilkan drama bertema dinamika sosial di kelas, tentang seorang siswa yang dikucilkan, lalu dibantu oleh guru BK. Melalui latihan drama ini, benih-benih pertemanan mulai tumbuh dan kekompakan mulai terasa. Di hari keempat, seluruh kelas tampil dengan beragam pertunjukan: ada yang menyanyikan lagu paduan suara, menari, membaca puisi, dan tentu saja, drama dari kelas kami. Seluruh rangkaian MPLS ditutup dengan upacara penutupan yang menyampaikan pesan penting: cintailah Bangau, dan tiga tahun ke depan kita akan lulus bersama.
Empat hari itu mungkin terasa singkat, tapi kesannya akan tinggal lama. Bukan hanya sebagai ajang perkenalan, tapi sebagai momen awal membentuk karakter, semangat belajar, dan rasa cinta pada sekolah yang akan menjadi rumah kedua kami. Terima kasih, Bangau, sudah menyambut kami dengan hangat.*** (Ignas)