Kisah Inspiratif Tim Futsal SMA Xaverius 1 Palembang di Polsri Sport and Fest 2025
Suara sepatu menghantam bola dan gemuruh musik turnamen di GOR Dempo Jakabaring menjadi saksi perjalanan penuh semangat dari tim futsal SMA Xaverius 1 Palembang, Jumat (17/10/2025).
Meski hasil akhir belum berbuah manis, mereka pulang bukan dengan tangan kosong, melainkan dengan hati yang lebih kuat dan persahabatan yang makin erat.
Arthur: Bangga, tapi Belum Puas
Arthur, salah satu pemain inti tim futsal Xaverius 1, menatap turnamen ini dengan rasa bangga sekaligus refleksi mendalam.
“Tentu saya bangga karena bisa menjadi bagian dari tim inti dan mewakili sekolah di ajang Polsri Sport and Fest,” ujarnya.
Namun di balik kebanggaan itu, ia juga menyimpan sedikit kecewa karena belum bisa memberi hasil terbaik bagi “Bangau Muda”, julukan tim Xaverius.
Bermain di GOR Dempo untuk pertama kalinya menjadi pengalaman tak terlupakan. “Rasanya luar biasa, apalagi dengan dukungan suporter sekolah kami sendiri. Saya belajar untuk selalu berdoa sebelum bertanding, jangan menyerah, dan cepat bangkit dari kekecewaan,” tambahnya mantap.
Samuel Oktovi: Man of the Match yang Rendah Hati
Di laga kedua, sorotan jatuh pada Samuel Oktovi, yang dinobatkan sebagai Man of the Match.

“Saya bangga dan terkejut, tidak menyangka bisa terpilih,” katanya sambil tersenyum. Baginya, bukan aksi individu yang jadi kunci, tetapi kerja sama tim.
“Kami bisa menahan imbang lawan karena saling percaya dan saling bantu di lapangan.” Sederhana, tapi itulah filosofi futsal yang sejati: bermain bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk tim.
Fransta: Menurunkan Ego, Membangun Tim
Bagi Fransta Dinata, turnamen ini bukan sekadar soal hasil, tapi perjalanan membangun kebersamaan.
“Suasananya tidak mudah, kami belajar menurunkan ego dan tidak saling menyalahkan,” katanya jujur. Latihan sebulan penuh belum cukup menandingi pengalaman tim lawan, tapi semangat juangnya luar biasa.
“Kalau diberi kesempatan lagi, saya ingin memperbaiki taktik, mental, dan fisik. Saya ingin tim ini bisa kasih gelar di tahun terakhir,” ucapnya penuh tekad.
Anselmus: Jiwa Bertahan Sejati
Sementara itu, Anselmus menceritakan momen paling menegangkan saat menghadapi SMA Sjayhyakirti Palembang.
“Kami tertinggal 2-0 di babak pertama, tapi tetap yakin bisa bangkit,” kenangnya. Dengan gol dari Grayen dan Samuel di menit-menit akhir, mereka berhasil menahan imbang, bukti bahwa semangat pantang menyerah bukan omong kosong.
Sebagai anchor, posisi bertahan, Ansel menikmati setiap detiknya di lapangan. “Saya memang suka bertahan sejak kecil. Saya ngefans Sergio Ramos, jadi posisi ini bikin saya merasa hidup,” katanya.
Alfito: Menang Bukan Segalanya, Semangat Adalah Kunci
Bagi Alfito, menjaga fokus setelah kekalahan di match pertama bukan hal mudah. Tapi ia memilih tetap berpikir positif.
“Saya selalu yakin kami bisa menang di pertandingan berikutnya. Yang penting kami sudah memberikan yang terbaik,” ujarnya tegas.
Ia bangga dengan semangat dan rasa kekeluargaan dalam tim. “Kami saling dukung, saling semangati. Itu yang paling saya banggakan dari tim futsal Xaverius 1.”
Lebih dari Sekadar Turnamen
Turnamen Polsri Sport and Fest 2025 menjadi ajang belajar bagi para pemain muda ini, bukan hanya soal teknik dan taktik, tapi juga soal karakter: disiplin, kebersamaan, dan semangat pantang menyerah.

Di bawah dukungan para official seperti Nicolas Putra Takesih dan Rioki Sachin Aden, serta seluruh pemain dari kelas X hingga XII, mereka menunjukkan satu hal penting: bahwa menjadi juara bukan selalu soal skor akhir, tetapi tentang bagaimana mereka tumbuh bersama sebagai satu keluarga besar.
Penutup: Semangat Bangau Tak Pernah Padam
Meski podium belum digapai, perjalanan tim futsal SMA Xaverius 1 Palembang adalah bukti bahwa semangat fair play dan rasa cinta pada olahraga masih hidup di hati anak muda.
Mereka akan kembali ke lapangan dengan kepala tegak, hati penuh semangat, dan tekad untuk memperbaiki diri di turnamen berikutnya.
Karena bagi mereka, futsal bukan sekadar permainan, futsal adalah cara untuk belajar tentang hidup, kerja sama, dan pantang menyerah.*** (Ignas)