
SEMINGGU lalu, Jumat (15 Juli 2022) genap 71 tahun SMA Xaverius 1 Palembang. Acara sederhana yang berpusat di Atrium Yohanes Paulus II digagas oleh pengurus OSIS/PPSK.
Sambutan-sambutan, dance, drama-teater dan puisi, nyanyian duet, dram solo, band merupakan rangkaian mata acara untuk memeriahkan Ulang Tahun Ke 71 SMA ini.
Mewakili pihak Yayasan Xaverius Palembang, Bapak Drs Paulus Sumaji menyampaikan kilas balik lahirnya SMA Xaverius 1 Palembang.
SMA Xaverius (hanya inilah satu-satunya SMA Xaverius) berdiri pada 15 Juli 1951. Lokasi awal di Jln Kol Atmo No 4 (SD Xaverius 2 Palembang), kata Bapak Sumaji, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Xaverius Palembang.

Hanya beratap sirap dan beralas lantai (bangunan sederhana, hanya 1 lantai) pada tahun 1952/1953 SMA Xaverius pindah dari Jln Kol Atmo ke Jalan Bangau, sambung Bapak Sumaji.
Dedikasi
Fr Monfort, BHK merupakan Kepala SMA Xaverius. Beliau sebagai perintis dan kepala sekolah selama 3 tahun. Saat itu Wakil Kepala Sekolahnya adalah Pastor J.H. Soudant, SCJ. Setelah Frater Monfort melanjutkan karya misi di Flores, maka Pastor Soudant menjadi Kepala SMA Xaverius Palembang.
Cukup lama P Soudant menjadi Kepala Sekolah. Menjelang penunjukkan Pastor Soudant sebagai Uskup Palembang, 5 April 1963, maka otomatis jabatan P Soudant sebagai kepala SMA Xaverius diganti.
Baca juga: Catherine: Terkejut Mendapat Juara 2 Lomba Menulis
Sungguh, Pastor Soudant sangat memberikan apresiasi kepada para guru pada zaman itu. Menurut P Soudant, Bapak Ibu guru sangat semangat dan berdedikasi. Mereka adalah guru yang luar biasa. Dengan bersepeda, para guru –dari dan ke Jln Bangau dan Jln Kol Atmo- bergantian untuk mengajar.

Dalam bidang pendidikan, para guru sungguh berdedikasi dan melayani, puji Pastor Soudant bagi para guru saat itu. Semoga dedikasi dan semangat pelayanan itu tetap dihidupi atau dihayati oleh para guru sekarang, harap Bapak Sumaji.
Peduli
Sebagai prioritas, di mata Pastor Soudant “Anak-anak jangan hanya untuk belajar (tidak hanya untuk sekolah) tetapi untuk hidup. Nilai-nilai hidup seperti setia kawan, toleransi dan peduli selalu digaungkan dan dihayati, kenang Bapak Sumaji.*** (Ignas Iwan Waning)