Belajar dari Masalah melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning
SMA Xaverius 1 Palembang
Dona Chintya, S.Pd
Ketika menghadapi suatu masalah, maka pada umumnya kita cenderung menghindarinya, tetapi pernahkah kita berpikir bahwa ada hal-hal yang dapat kita pelajari melalui suatu masalah? Bahkan sejak jaman dahulu para ilmuwan melakukan penelitian hingga menjadikannya suatu penemuan juga berakar dari suatu masalah. Mereka melakukan serangkaian langkah-langkah yang disebut metode ilmiah yaitu mulai dari melakukan observasi terhadap suatu fenomena atau gejala, identifikasi dan formulasi masalah berdasarkan observasi, melakukan kajian literatur, menyusun hipotesis atau dugaan sementara, melakukan penelitian untuk menguji hipotesis, dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan. Penemuan alat-alat yang kita gunakan sampai saat ini pun berawal dari suatu masalah contohnya alat penangkal petir yang ditemukan oleh Bejamin Franklin (17 Januari 1706 – 17 April 1790). Saat itu sering terjadi masalah kebakaran dimana mana yang disebabkan oleh petir. Banyak gedung-gedung yang terbakar dan menyebabkan korban jiwa. Dari masalah tersebutlah Bejamin Franklin akhirnya melakukan penelitian dan menemukan alat penangkal petir. Sampai saat ini alat tersebut digunakan dimana mana dan menjadi pembuka pintu gerbang kelistrikan dunia.
Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran inovatif yaitu sebuah model yang mengenalkan siswa pada suatu kasus yang memiliki keterkaitan dengan materi yang dibahas. Siswa kemudian akan diminta untuk mencari solusi penyelesaian kasus/masalah tersebut. Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis terutama dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah berpusat pada siswa, guru tidak melulu menyampaikan materi secara langsung tetapi guru pertama tama menampilkan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian membimbing siswa mengumpulkan informasi yang relevan, melaksanakan eksperimen, hingga mendapatkan solusi.
Pembelajaran konvensional di era milenial ini harus segera dialihkan menjadi pembelajaran inovatif. Pembelajaran konvensional memposisikan guru sebagai sumber pengetahuan dan siswa diminta untuk menghafal serta mengulangi apa yang disampaikan oleh guru. Transfer of knowledge langsung dari guru ke murid sudah tidak relevan lagi karena siswa menjadi objek yang pasif sehingga siswa menjadi tidak kritis. Pembelajaran zaman now sebaiknya merupakan pembelajaran learning by doing atau belajar dengan melakukan sehingga siswa akan menjadi manusia kritis, reflektif, dan produktif. Problem based learning adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat mengaktifkan siswa karena sintaks sintaksnya berpusat kepada siswa dan guru sebagai fasilitatornya.
Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning
Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara kelompok. Masalah yang diangkat hendaknya kontekstual. Masalah bisa ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui bahan bacaan, video yang ditampilkan oleh guru, atau lembar kegiatan.
Peserta didik dikelompokkan secara heterogen. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/ bahan-bahan/ alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Peserta didik dibimbing oleh guru dalam mencari data, referensi/ sumber untuk bahan diskusi kelompok dan melakukan penyelidikan.
Peserta didik mempresentasikan hasil karya pemecahan masalah atau solusi dari masalah yang diberikan.
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/ membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning