SUARA peluit panjang dari wasit langsung disambut sorak gemuruh dari pinggir lapangan voli Universitas Katolik Musi Charitas (UKMC) Palembang, Sabtu (11/10/2025). Tim voli putra SMA Xaverius 1 Palembang berpelukan erat di tengah lapangan. Wajah lelah mereka tersenyum lega, juara pertama akhirnya resmi jadi milik mereka.
Turnamen bola voli tingkat SMA ini menjadi bagian dari rangkaian ulang tahun ke-11 UKMC Palembang. Dari belasan tim yang berlaga, tim A putra Xaverius 1 tampil konsisten sejak babak penyisihan hingga final. Mereka menunjukkan permainan cerdas, disiplin, dan soliditas tim yang patut diacungi jempol.
“Kunci kekompakan kami adalah saling percaya dan komunikasi yang baik di lapangan,” tutur Ferdinand Louise (XI A2.2) usai pertandingan. Ia menambahkan bahwa semangat kebersamaan menjadi fondasi utama kemenangan mereka. “Kami selalu berlatih bersama, saling mendukung, baik saat menang maupun kalah. Itu yang membuat kami bisa main maksimal,” ujarnya sambil tersenyum bangga.
Bagi Ferdinand, peluit akhir menjadi momen yang sulit dilupakan. “Rasanya campur aduk antara senang, bangga, dan tidak percaya. Semua kerja keras akhirnya terbayar.”
Blok Tajam, Fokus Tajam
Sementara itu, James Conrad Cahyadi (XI A1.1.1) dikenal sebagai salah satu tembok kokoh tim Xaverius 1. Ia selalu tampil fokus saat menghadang smash-smash keras lawan. “Saya selalu mempelajari pola permainan lawan,” ungkapnya. “Begitu tahu siapa pencetak poin utama, saya langsung kunci pergerakannya dan fokus pada bola.”
Bagi James, momen paling membanggakan adalah saat berhasil melakukan blok yang mengembalikan bola ke area lawan hingga mencetak poin. “Saat itu, seluruh tim langsung berteriak, rasanya luar biasa,” katanya dengan mata berbinar.
Bermain untuk Tim, Bukan Ego
Di sisi lain, Efrans Wahyu Fajareno (XI A3.2) tampil memukau sebagai spiker yang matang dan cerdas. Namun, di balik power pukulannya, tersimpan kerendahan hati. “Di poin-poin akhir, saya hanya berpikir satu hal: jangan egois. Tujuan utama saya bukan sekadar memukul keras, tapi membuat tim dan sekolah menang,” tuturnya tenang.
Efrans mengaku terinspirasi dari sang ibu yang juga mantan pemain voli dan kapten tim semasa muda. “Mama dan pelatih saya waktu SMP, Pak Andreas Agung Wibowo, adalah dua sosok yang membentuk saya jadi pemain seperti sekarang.”
Tenang di Tengah Tekanan
Bagi Jeriko (XII A1.2.2), tantangan terberat justru datang dari tekanan lawan yang ofensif. “Tugas saya sebagai pengatur bola adalah memastikan setiap spiker mendapat bola yang enak,” katanya. Dalam situasi genting, Jeriko memilih untuk tetap fokus dan menahan emosi agar ritme permainan tidak rusak.
Di belakang mereka, ada Cleo Wirajaya (XII A3.2), si penjaga pertahanan yang dikenal tak pernah menyerah pada bola sulit. “Sebagai pemain bertahan, harus punya mental kuat dan semangat tinggi,” ujarnya. “Saya selalu percaya diri, fokus pada bola, dan tidak peduli dengan sorakan di luar lapangan.”
Cleo pun menyampaikan pesan berharga bagi para pemain muda. “Jangan mudah menyerah. Latihan rutin, jaga pola makan, dan ikuti prosesnya. Kalau kalah, jadikan pengalaman. Dari situlah mental juara terbentuk.”
Kemenangan dari Hati
Tim voli putra A SMA Xaverius 1, yang beranggotakan Ferdinand, Don Marco Emmanuel Ang, James, Efrans, Jeriko, Matthew Wijaya, Nicholas Jo, Cleo, Robin, dan Keenan Sanjiro Sianturi, menjadi bukti nyata bahwa kemenangan bukan sekadar soal teknik, tapi juga hati dan kebersamaan.
Mereka bermain bukan untuk gengsi, melainkan untuk kehormatan sekolah dan kebanggaan tim. Dari latihan keras, strategi matang, hingga dukungan pelatih dan rekan-rekan, semuanya berpadu menjadi satu harmoni kemenangan.
Dan ketika peluit terakhir berbunyi di lapangan UKMC, bukan hanya skor yang mereka menangkan, tapi juga semangat, persaudaraan, dan nilai sportivitas yang akan terus hidup di dada setiap pemain Xaverius 1.*** (Ignas)