Di balik senyum lembut dan sorot mata penuh percaya diri, tersimpan semangat besar dari seorang remaja Palembang yang namanya kini mulai dikenal di dunia seni cosplay dan kompetisi pelajar. Ia adalah Miftahul Jannah, akrab disapa Tata, anak pertama dari dua bersaudara, sosok yang tidak hanya cerdas di bidang akademik, tetapi juga penuh pesona di dunia seni dan budaya pop Jepang.
Dari Buku, Nada, hingga Panggung Cosplay
Sejak kecil, Tata tumbuh dalam lingkungan yang mendorong rasa ingin tahu dan disiplin. Ia gemar membaca, dan sudah mengikuti les vokal sejak TK. Dunia musik memberinya ruang berekspresi; dari lomba menyanyi, ia menemukan keindahan dalam nada. Namun, di balik harmoni itu, terselip kecintaannya pada hal-hal yang menantang logika, matematika dan bahasa Inggris.
Tak heran jika sederet prestasi akademik mengiringi langkahnya. Di tahun 2022, Tata memborong medali emas tingkat nasional di berbagai ajang bergengsi: OSPAN, Garuda Sains Student Competition, hingga NOSeC (National Outstanding Student e-Competition), semuanya dengan predikat A+ baik di bidang Matematika maupun Bahasa Inggris. “Saya selalu berusaha belajar dengan antusias. Semua bidang itu saling mendukung, seperti potongan puzzle yang membentuk diri saya,” ungkapnya.
Namun, dunia Tata tak berhenti di angka dan kata. Saat SMP, kecintaannya pada budaya Jepang memperkenalkannya pada dunia cosplay, seni menjiwai karakter anime, manga, atau gim dengan totalitas penuh. “Cosplay itu bukan sekadar kostum, tapi seni hidup sebagai karakter yang kita kagumi,” katanya dengan mata berbinar.
Seni Menjadi Karakter
Perjalanan Tata di panggung cosplay bukan sekadar hobi musiman. Ia menyiapkan setiap kostum, properti, dan rias wajah dengan ketelitian luar biasa. Tantangannya bukan main, membagi waktu antara sekolah, les piano, dan pembuatan properti cosplay yang bisa memakan waktu berbulan-bulan. “Tantangan terberat adalah menjaga harmoni antara semua kegiatan, tapi kalau dilakukan dengan cinta, semua terasa seimbang,” ujarnya sambil tersenyum.
Kerja keras itu membuahkan hasil. Dalam dua pekan terakhir saja, Tata menorehkan prestasi gemilang:
Kemenangan ini menambah panjang daftar prestasinya di dunia cosplay, setelah sebelumnya juga meraih:
Antara Ju Fufu dan Saber: Keteguhan Seorang Pejuang
Ketika ditanya mengapa memilih karakter Ju Fufu, Tata menjawab dengan mantap,
“Ju Fufu itu harimau ‘thiren’ sakti yang berani memperjuangkan keadilan. Aku suka karakter yang loyal, cerdas, dan berani membela kebenaran. Itu seperti bagian dari diriku sendiri.”
Begitu pula saat memerankan Arturia Pendragon (Saber), ia tak sekadar meniru gaya seorang raja legendaris, tetapi berusaha menyalurkan jiwa kepemimpinan dan keteguhan hati sang karakter. Dari setiap tokoh yang ia perankan, Tata belajar tentang nilai keberanian, kesetiaan, dan tanggung jawab.
Harmoni di Antara Dunia
Cosplay bukan satu-satunya panggung Tata. Dalam berbagai kompetisi karaoke Jepang, ia juga mengukir prestasi membanggakan:
Baginya, dunia musik dan cosplay tidak terpisah, keduanya saling menguatkan dalam ekspresi diri. “Bernyanyi dan cosplay sama-sama mengajarkan totalitas. Di panggung, aku harus percaya diri, memahami emosi karakter, dan menyalurkannya ke penonton.”
Pesan dari Tata: Jadilah Dirimu, dan Beranilah Bermimpi
Saat diumumkan sebagai Juara 1 Coswalk Naluri Kewibuan, Tata hanya bisa tersenyum haru. “Alhamdulillah, I’m very grateful. Untuk tampil satu menit di panggung, persiapannya bisa sampai dua bulan. Tapi setiap detik itu berharga,” ucapnya.
Bagi Tata, kemenangan bukan segalanya. Ia ingin terus belajar, mengasah kemampuan, dan suatu hari kelak, mungkin melangkah ke World Cosplay Summit di Nagoya, Jepang, ajang tertinggi bagi para cosplayer dunia.
Pesannya sederhana tapi kuat:
“Cintai karakter cosplay-mu. Riset, latihan, dan beranilah ambil risiko. Pengalaman adalah guru terbaik. Kalah atau menang itu biasa, tapi yang penting adalah bagaimana kamu tumbuh dari setiap panggung.”
Dengan semangatnya yang tulus dan kerja keras tanpa henti, Tata menjadi simbol remaja yang berani bermimpi dan bekerja keras mewujudkannya, bukan hanya di ruang kelas, tapi juga di atas panggung yang penuh warna. Dalam setiap langkah dan lagu, dalam setiap sayatan pedang kostum dan senyum di wajahnya, Tata membuktikan bahwa seni dan kecerdasan bisa berjalan seiring dalam harmoni yang indah.*** (Ignas)