DIAKHIR tahun akademik 2020-2021, tiga guru senior memasuki masa purnabakti. Masa purnabakti akan diisi dengan aneka aktivitas misalnya sebagai dosen luar biasa, rutin menyapu, menyiram taman, dan memasak.
Ketiga guru senior ini adalah guru panutan dan figur teladan, kata ketua IKK (Ikatan Keluarga Karyawan) SMA Xaverius 1 Palembang, Ibu Dona Chintya dalam kata pengantarnya.
Dalam acara pelepasan bagi ketiga guru senior yang akan menyelesaikan masa tugasnya di SMA Xaverius 1 (Kamis, 17 Juni 2021), Ketua IKK dengan yakin mengatakan kami menemukan sosok yang penuh kehangatan, tanggung jawab dan semangat dalam pribadi pak Tumpal, Pak Jindro, dan pak Lukas.
Rasa memiliki
Selain mengucapkan terima kasih dan maaf, Pak Sujindro menekankan tantangan ke depan lembaga ini. Banyak hal yang perlu dibenahi, sekurang-kurangnya, perlunya rasa memiliki akan sekolah ini. Masa depan sekolah ada di tangan kita.
Agar sekolah kita tetap indah dan bermakna hendaknya kita semua perlu berbenah diri, tandas pak Sujindro yang hendak menikmati masa purnabakti sebagai ‘tenaga teknis’ dengan menyapu, menyiram bunga, dan memasak.
Guru itu banyak teman
Sejak tahun 1993, pak Lukas sudah bergabung di Yayasan Xaverius Palembang. Beliau membagikan banyak pengalamannya baik sebagai guru maupun ketika dipercayakan kepadanya sebagai kepala sekolah.
“Kepala sekolah itu tidak ada kawannya sedangkan menjadi guru itu banyak temannya”, tegas pak Lukas yang bulan Oktober mendatang genap berusia 62 tahun sambil berpesan, “tekunlah berkarya di sini!”.
Keluarga guru
Pak Tumpal adalah putra pertama dari lima bersaudara. Ia berasal dari Tapanuli Utara dan ke Sumatera Selatan setelah menyelesaikan SPG tahun 1979.
Pak Tumpal mengakui berasal dari “keluarga guru” hampir semua saudaranya adalah guru.
Setelah 41 tahun berkarya di Yayasan Xaverius Palembang, kini Pak Tumpal memasuki masa purnabakti. Kesibukkannya di masa purnabakti akan diisi sebagai dosen luar biasa di beberapa fakultas UNIKA Musi Charitas.
Memasuki masa purnabakti, pak Tumpal mengakui banyak cita-cita baik yang tidak-sudah dan belum tercapai.
Bagi pak Tumpal cita-cita yang tidak tercapai, misalnya cita-cita dalam bidang agama ingin menjadi prodiakon. Cita-cita yang telah tercapai misalnya dalam bidang adat, sudah menjadi ketua marga. Cita-cita dalam bidang akademik misalnya telah menjadi penguji bagi mahasiswa S-1. Cita-cita yang belum kesampaian misalnya mendampingi anaknya di pelaminan.
Telah mewarnai
Terima kasih dan proficiat kepada pak Tumpal, Pak Jindro, dan pak Lukas karena telah menyelesaikan tugas sebagai guru di Yayasan Xaverius Palembang dan khususnya di SMA Xaverius 1, kata Kepsek, Ibu Estri Murwani dalam sambutannya. Kehadiran mereka telah mewarnai dinamika di sekolah ini.
Semoga di tempat yang baru dan terutama di tengah keluarga, mereka terus membawa warna yang indah tersebut. Taburkan terus warna kebahagian di tengah keluarga, harap Ibu Estri.*** (Ignas Iwan Waning)
