OLEH:Severinus Eirene | Kelas XII A3.2
Sister School adalah sebuah nama yang diberikan untuk kegiatan bersama yang diadakan antara Yayasan Xaverius Palembang dan Yayasan Ricci Jakarta.
Kegiatan ini mencakup aktivitas saling kunjung dari beberapa sekolah baik SMP maupun SMA di bawah naungan masing-masing yayasan. Yayasan Ricci Jakarta yang membawahi SMP-SMA Ricci 1 dan SMP-SMA Ricci 2 telah terlebih dahulu berkunjung ke Palembang pada akhir bulan September. Mereka menyebar dalam beberapa basis sekolah yayasan Xaverius, yakni SMP Xaverius 2, SMP Xaverius Maria, SMA Xaverius 1, dan SMA Xaverius 3.
Pada 19 Oktober 2024 s.d. 26 Oktober 2024, perwakilan siswa dan guru ataupun staff dari Yayasan Xaverius Palembang berbalik kunjung ke Yayasan Ricci Jakarta.
Dalam kesempatan ini, terdapat 26 anggota yang berangkat bersama dari SMP Xaverius 2, SMP Xaverius Maria, SMA Xaverius 1, dan SMA Xaverius 3. Kami bersama-sama berangkat dari Palembang pada pukul 14.00 dengan bus Rosalia Indah.
Hari I
Sesampainya di Jakarta pada pukul 02.00 Minggu dini hari. Kami kemudian dijemput oleh mobil Ricci untuk kemudian menuju wisma Canossa. Wisma ini sering kali digunakan untuk kegiatan retret atau seminar, berlokasi di Bintaro, berdekatan dengan SMP-SMA Ricci 2 dan persis berada di depan Gereja St. Matius.
Kegiatan hari Minggu dimulai dari kegiatan di sore hari, yakni menuju taman doa Lady of Akita di daerah Pantai Indah Kapuk II. Kami mengikuti misa Mingguan, berdoa, berfoto, menikmati suasana senja hari di sana, serta menutup kegiatan dengan makan bersama di restoran daerah PIK II.
Hari II
Hari kedua, tepatnya hari Senin, 21 Oktober 2024 adalah hari pertama kami semua beranjak menuju masing-masing sekolah sesuai dengan pembagian yang sudah ditetapkan.
Saya bersama Gede dan Advent (SMA Xaverius 3) ditempatkan di SMA Ricci 1. Jarak Wisma Canosssa menuju ke SMA Ricci I dapat dinilai cukup jauh yakni menempuh jarak sekitar satu jam perjalanan.
Hari pertama cukup mengesankan bagi saya, karena saya kemudian mampu mengetahui bagaimana kondisi lingkungan sekolah, struktur sekolah, dan berkeliling di lingkungan SD, SMP, dan SMA Ricci 1 Jakarta.
Hal yang juga mengesankan adalah saya berjalan-jalan di daerah Glodok sampai Petak Enam untuk makan siomay babi, swekiaw, dan beberapa makanan enak lainnya.
Hari III
Hari ketiga (Selasa, 22 Oktober 2024), menjadi hari dimana saya memasuki kelas-kelas di Ricci I Jakarta untuk sekedar sharing pengalaman ataupun mengikuti pembelajaran.
Yang mengesankan di hari ketiga ini adalah bertemu dengan macet panjang. Seharusnya, saya dijadwalkan untuk mengikuti pembelajaran sejarah di jam ke-3 dan ke-4. Namun, macet panjang selama 3,5 jam menghalangi saya untuk bisa ikut pembelajaran. Saya bersama teman-teman rombongan lain berangkat dari Wisma Canossa pukul 06.30, dan sampai di Ricci 1 pada pukul 10.00
Hal ini menyebabkan saya diikutsertakan dalam pembelajaran Sosiologi pada pelajaran ke-5 dan ke-6. Sebenarnya, saya ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana pembelajaran Sosiologi berjalan di SMA Ricci 1 Jakarta. Tetapi, pada saat saya memasuki kelas sosiologi, nyatanya di hari tersebut adalah jatah kelas untuk menonton bersama. Maka, saya dan rekan bersama-sama menonton film animasi.
Setelah itu, kami bersama-sama makan Bakmi Lonpat di daerah Glodok dan melanjutkan perjalanan hingga sore di Kota Tua.
Hari IV
Rabu, 23 Oktober 2024 adalah hari dimana saya mengikuti pembejalaran Seni Budaya. Saya belajar bersama kelas Seni Budaya terkhusus Seni Rupa. Pembelajaran ini cukup berkesan bagi saya, karena guru yang mengajarkan teknik perspektif pembuatan desain menggunakan aplikasi digital untuk menyontohkan.
Setelah mengikuti pembelajaran seni budaya, kami bersama-sama rombongan Ricci II mengarah ke Monumen Nasional untuk berkunjung ke museum dan naik ke atas Monumen tersebut. Hal ini menjadi pengalaman mengesankan, karena selama ini di Monas saya hanya berkunjung, namun tidak pernah masuk sampai ke bagian museum apalagi naik ke puncaknya.
Setelah Monas, saya mengikuti rombongan ke stadion Gelora Bung Karno untuk menghabiskan sore kami di sana.
Hari V
Kamis, 24 Oktober 2024 diisi dengan hal-hal yang mengasyikkan, dimana Ricci I sedang mengadakan edufair perguruan tinggi. Saya mendengarkan presentasi promosi perguruan tinggi dari Atma Jaya, LSPR, Raffles, dan mendapatkan kartu flazz berciri khas LSPR sebagai hadiah atas pengajuan pertanyaan.
Setelah mendengarkan presentasi sampai siang, saya kemudian diajak untuk ikut serta membuat bir pletok dan kembang goyang. Bir Pletok sendiri diidentifikasi sebagai minuman cukup khas di Betawi yang mirip seperti wedang. Hal ini berkesan karena saya baru pertama kali mendengar dan minum jenis minuman tersebut.
Hari Kamis menjadi hari terakhir saya dan rekan-rekan berada di SMA Ricci I Jakarta. Oleh karena itu, kegiatan hari kamis diakhiri dengan penutupan singkat dan penyerahan kado serta cenderamata.
Hari VI
Jumat, 25 Oktober 2024 adalah hari terakhir kami berada di Jakarta bersama dengan Ricci. Sejak pagi, saya dan rekan-rekan diajak ke Taman Mini Indonesia Indah. Di sini kami semua berkeliling melihat cagar budaya Indonesia, museum budaya, museum IPTEK, serta mengakhiri kegiatan dengan makan bersama di bawah pohon. Kemudian, kami diantar kembali ke terminal untuk naik bus perjalanan pulang ke Palembang.
Kesan-kesan:
Satu, sungguh riang bisa menjadi perwakilan SMA Xaverius 1 Palembang untuk mengenal teman-teman dan budaya di SMA Ricci 1 Jakarta. Sangat berkesan karena mereka satu kelas hanya 20 anak, cukup kaget pada awalnya. Namun ternyata setelah masuk di kelas, semua teman-teman menyambut dengan baik, santai, termasuk Bapa Ibu guru juga sangat mengayomi.
Dua, sangat berkesan pula karena ternyata di SMA Ricci 1, punya suasana yang sangat tenang. Mereka menjadi 9 jam pembelajaran setiap harinya, dengan kondisi ponsel yang dikumpulkan di TU. Maka, sepanjang hari itu, mereka tidak memegang ponsel kecuali untuk kebutuhan pembelajaran atas permintaan guru. Mereka begitu tenang, santai, dan tidak rusuh dalam koridor gedung tersebut.
Tiga, selain itu, masalah pembelajaran. Kelas XII 3 di SMA Ricci 1 Jakarta secara umum mendapatkan mata pelajaran pilihan di bidang sosial, namun mereka juga mendapatkan mata pelajaran pilihan matematika tingkat lanjut yang malahan tidak didapatkan kelas MIPA. Selain itu, bahasa Jerman dan bahasa Mandarin juga menjadi mata pelajaran wajib di SMA Ricci 1 Jakarta.
Empat, dari segi ekstrakurikuler, salah satu yang mengesankan adalah SMA Ricci 1 memiliki ekstrakurikuler gabungan yakni gitar, biola, dan cello. Hal ini cukup potensial untuk bisa berkembang menjadi orkestra sederhana yang jarang dimiliki sekolah.
Lima, selain itu, ekstrakurikuler voli ternyata bisa menghabiskan waktu hingga pukul 20.00, karena di hari yang sama, lapangan harus digunakan bergantian bagi putra dan putri.
Enam, masuk ke kelas Ricci 1 Jakarta, seperti masuk ke kelas yang damai, karena minim kebisingan, meskipun jam istirahat berlangsung.
Terima kasih dan luar biasa Wewe telah menuliskan pengalaman selama beberapa hari di SMA Ricci 1 Jakarta. Pengalaman ini telah Wewe tulis secara rinci dan sangat jelas serta mudah dipahami.
Semoga pengalaman selama di SMA Ricci 1 Jakarta yang jumlah siswanya hanya 20 orang per kelas, ekskul gabungan gitar, biola dan cello serta menjadikan pelajaran bahasa Jerman dan Mandirin sebagai pelajaran wajib merupakan hal yang sangat baik.
Yang jauh lebih penting adalah suasana sekolah yang nyaman dan tenang sungguh merupakan kerinduan dan dambaan dalam dunia pendidikan.*** (Editor: Ignas)