Panik Disuruh Menyanyi di Depan Kelas

Perkenankan saya untuk menceritakan secara singkat kesan awal masuk SMA Xaverius 1 Palembang, pada 3 tahun lalu.

Saya, Tara Felicia Oh. Sehari-hari biasa disapa Tara. Selama di tahun terakhir, saya adalah siswi kelas XII MIPA 5.

Saya ingat, saat pertama kali masuk SMA Xaverius 1 Palembang (Bangau), saya merasa sangat kagum karena lapangan sekolah dan bangunan yang begitu besar, luas, dan megah. Saya jadi merasa sangat kecil. Begitu banyak teman baru yang berasal dari berbagai sekolah -bahkan daerah- yang berbeda, yang pintar dan cerdas.

Saya ditanya berkaitan dengan pengalaman istimewa selama belajar di Bangau, Tara yang sudah mendaftarkan diri ke jurusan akuntasi universitas Binus Jakarta menjawab, “saya tidak memiliki pengalaman spesifik”.

Belajar tata krama

Saya tidak memiliki satu pengalaman spesifik, tetapi secara keseluruhan, di Bangau ini, saya begitu merasakan apa yang namanya sekolah, misalnya:

• Saya ingat pernah berkecil hati karena peringkat saya yang rendah di kelas X.
• Saya ingat pernah merasa panik karena disuruh menyanyi di depan kelas.
• Saya ingat satu kelas pernah tidak belajar selama dua jam pelajaran hanya untuk belajar mengenai tata krama yang baik.
• Di Bangau jugalah, saya merasakan suka karena bertemu dengan teman-teman yang kemudian menjadi sahabat saya.

Begitu banyak pengalaman menyenangkan dan pengalaman yang tidak mengenakkan bagi saya.

Saya pernah merasa malu mengingat bagaimana kelakuan saya di sekolah dulu. Akan tetapi, kemudian, menengok ke depan… Saya pikir, percuma saja saya pernah merasa malu.

Saya sadar, sesusah apa pun masalah kamu hadapi; pada akhirnya, semuanya akan selalu baik-baik saja.** (Ignas Iwan Waning)