
“DUA hari seminggu Pak, saya belajar bahasa Jepang”, kata Carissa.
“Setiap Senin dan Jumat sore, mulai pkl 17.00 – 18.30 WIB mulai belajar / kursus bahasa Jepang. Lama belajar (kursus) dalam sekali pertemuan 90 menit”, lanjut Carissa.
Belajar bahasa Jepang
Sore itu (Selasa, 4 Oktober 2022), Carissa Farrel masuk ke ruang guru. Dalam percakapan singkat dengan siswi kelas XI IPS 3 ini, Carissa menceritakan bahwa dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar baik di sekolah maupun di tempat kursus.
Pagi hingga sore belajar di sekolah. Sore hari hingga malam Carissa masih melanjutkan belajar tambahan dan ikut kursus bahasa Jepang.

“Sejak bulan Juli 2022, Carissa belajar dasar-dasar bahasa Jepang”, aku Carissa.
Sangat kebetulan, di tempat les bahasa Jepang tersebut, Carissa bertemu dengan teman sekelasnya, Gabriella. Rupanya Gabriella mengikuti kursus bahasa Jepang, tambah Carissa.
Baik Carissa maupun Gabriella sama-sama belajar bahasa Jepang level dasar.
“Saya ingin belajar dan mendalami bahasa Jepang agar nanti bisa kuliah (Strata 2) dan bekerja di Jepang”, jelas Carissa.
Di tengah sibuknya belajar dan menyelesaikan latihan-latihan di sekolah, Carissa tetap semangat dan tekun mempelajari bahasa Jepang. Hal ini juga dialami oleh Gabriella.
Beberapa pertanyaan berikut (hanya) ditanyakan kepada Gabriella Vicenta.
Apa saja alasan Gabriella ikut kursus bahasa Jepang?
Alasan saya itu awalnya karena saya pengen nyoba kuliah atau kerja di Jepang. Lagi pula jurusan saya dan bakat saya lebih cocok di jurusan yang ada di Jepang.
Namun, kalaupun tidak bisa ke sana setidaknya saya bisa sedikit-sedikit nguasain bahasa lain gitu.
Jika boleh tahu, apa nama jurusannya dan bakatmu yang lebih cocok belajar di Jepang?
Waktu sebelum saya cari-cari jurusan studi lanjut di Jepang, saya sempat mau pilih DKV (Desain Komunikasi Visual) di Indonesia tapi di Palembang belum ada jurusannya sampai sekarang.
Jurusa DKV hanya ada di luar kota, jadi waktu tanya ke sepupu yang tinggal di German dan dikirimkan hasil-hasil gambar saya, maka sepupu saya merekomendasikan saya untuk mencoba belajar di Jepang.
Animasi Jepang
Jadi saya cari-cari dan dibantu sama sepupu yang udah pernah ke Jepang. Lagi pula sepupu saya punya teman di Jepang yang ikut membantu mencari universitas-universitas yang bagus, dan saya ketemu 1 universitas yang ada jurusan ilustrasi yang dimana memang niat atau cita-cita awal saya sejak dulu.
Lagi pula, kebetulan gambaran saya itu lebih ke animasi-animasi atau ilustrasi yang sering dipakai di Jepang. Tidak hanya itu, memang awalnya saya terinspirasi dari menonton film-film animasi buatan orang-orang Jepang.

Jadi, saya memang ada niatan kalau memang belum bisa mencapai level bahasa yang di syaratkan itu kemungkinan mengambil S2 di Jepang atau kerja di sana. Pertimbangan saya biayanya pun tidak murah untuk jurusan yang saya pilih baik di Indonesia maupun luar negeri.
Visioner
Hemat saya, dalam konteks yang sederhana pengalaman dan keputusan Carissa dan Gabriella untuk mengikuti les bahasa Jepang (sejak kini) demi mengikuti kuliah lanjut dan hendak bekerja di Jepang merupakan sebuah visioner. Semoga berhasil mimpi-mimpi besarmu: Carissa dan Gabriella.*** (Ignas)