
RIVALDO Salim siswa kelas XII MIPA 7. Saya biasa memanggilnya M Rivaldo. Pada kesempatan belajar mengajar dalam kelas, saya sangat berharap kepada Rivaldo, sebaiknya selalu hadir ke sekolah. Alasan saya, sebagai guru yang juga mengajar di kelas ini, bahwa Rivaldo sangat kuat dengan karakter: sopan santun dan gampang senyum.
Menendang bola
Aura kesopansantunan dan kemurahsenyuman itulah yang, hemat saya, memberikan warna dan nuansa kelas bisa berbeda. [Tidak berarti bahwa teman-teman dari Rivaldo kurang senyum dan kurang sopan]. Itulah sedikit dari banyak ciri khas positif dari Rivaldo.
Sore itu, Jumat (8 April 2022) saya olah raga, joging di lapangan bola sekolah kita. Setelah 3 kali putaran, saya melihat sejumlah (jika tidak salah 4) siswa, memakai seragam lengkap: putih hijau sedang menendang bola.
Salah satu dari keempat siswa tersebut adalah Rivaldo. Saya memanggil namanya. Iapun, kembali dengan senyum khasnya, sambil agak membungkuk punggungnya, menjawab sapaan saya. Sebentar saya melihat Rivaldo menendang bola ke arah gawang. Sambil senyum melihat Rivaldo menendang bola, saya melanjutkan joging keliling lapangan dengan target selama 45 menit.
Setiba di rumah, saya menulis di grup kelas XII MIPA 7, kebetulan saya adalah wali kelasnya. Judul kecil dalam wa tersebut: M Rivaldo. Agar pengalaman sederhana ini tidak mudah lupa, maka saya kembali mengutip di sini.
Saya “senang melihat M Rivaldo bisa menendang bola di lapangan, sore tadi (8/4). Bola yang ditendangnya hampir masuk ke gawang walaupun tidak ada kipernya (penjaga gawang)”
Selanjutnya, hemat saya “Bagi Rivaldo, bola masuk atau tidak, tidak masalah, yang penting dia tetap senyum”. [Catatan: foto yang tampil di sini bukan ketika Rivaldo dan teman-temannya sedang menendang bola di lapangan].
Senyum tulus
Jujur, saya pribadi kagum dengan sejumlah orang yang gampang senyum. Murah senyum kata orang adalah obat bagi kesehatan tubuh dan resep umur panjang. Semoga benar demikian adanya. Kebenaran kalimat ini “senyum resep umur panjang”, hendaknya terus ditelaah. Jika jawaban ya, maka pantas bersyukur bagi sejumlah kecil orang yang gampang senyum dalam hidupnya.
Senyum yang tulus yang terpancar dari hati yang jernih akan membawa suka cita dan damai bagi orang di sekitarnya.

Sebagai guru dalam rentang waktu yang tidak singkat, ijinkan saya menyebut sedikit peserta didik yang menginspirasi dalam hal senyum: Josephine Jeanny (XI MIPA 6) dan Rivaldo (XII MIPA 7). Kebetulan saya mengajar mereka di kelas mereka masing-masing, saya katakan secara terbuka: teruskan kebiasaan baikmu dalam hal senyum. Sebab, tidak banyak orang yang gampang senyum tulus.
Sepintas, senyum tulus yang terekspresif dengan sungguh-sungguh adalah kharisma. Semoga hal ini tidak berlebihan.*** (Ignas Iwan Waning)