SYARAT utama seorang pemimpin negara adalah terpelajar dan tidak terikat oleh pihak lain. Terpelajar karena terus dan selalu belajar.
Hal itu disampaikan oleh selebran utama Romo Stefanus Supardi, Pr dalam misa Koordinasi SMA-SMK Xaverius Kota Palembang, Selasa, 15 Agustus 2023 di Gereja St Yoseph Palembang.
Terpelajar dan tidak terikat oleh pihak lain bagi seorang pemimpin ideal merupakan gagasan yang pernah dikemukakan oleh filsuf Plato. Kriteria pemimpin yang mutlak ini yang dikemukakan oleh Romo Supardi dihadapan para imam, para guru-karyawan dan siswa-siswi dari SMA Xaverius 1, SMA Xaverius 2, SMA Xaverius 3, SMA Xaverius 4, SMK Xaverius dan Siswa Seminari St Paulus Palembang yang memadati Gereja St Yoseph Palembang.
Pemimpin yang hanya mementingkan dan ingin memperkaya diri sendiri merupakan ciri pemimpin yang gagal, pemimpin yang menuju kehancuran. Sebaliknya, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menghadirkan dan berorientasi kepada kebaikan dan kesejahteraan bersama.
Secara negatif, ciri pemimpin yang berorientasi kepada kepentingan atau kebaikan bersama yakni tidak individualistis dan tidak materialis, tegas Romo Supardi.
Sekurang-kurangnya ada tiga tantangan atau godaan pemimpin yang berkualitas yakni hedonistik, konsumeristik, dan individualistik.
Perayaan Ekaristi bagi siswa-siswi, guru dan karyawan SMA-SMA dan SMK Xaverius Kota Palembang ini dengan ujud khusus 1) syukur atas berkat Tuhan selama tahun pelajaran 2022-2023, 2) mohon berkat dan penyertaan Tuhan untuk tahun pelajaran 2023-2024, serta 3) syukur atas Ulang Tahun Ke 78 Kemerdekaan Republik Indonesia: Terus melaju untuk Indonesia maju. Dirgahayu.
Misa Kudus dan petugas liturgis yang merupakan kolaborasi dari siswa-siswi SMA-SMA dan SMK Xaverius ini dengan tema: Siap dan berani menanggapi panggilan kebangsaan untuk Indonesia damai dan maju.
Mengakhiri tulisan pendek ini, ijin mengutip refren mazmur antar-bacaan yang dinyanyikan oleh salah satu petugas mazmur dari SMA Xaverius 3: “Kamu dipanggil untuk kemerdekaan, maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih”.*** (Ignas)
