SEKILAS INFO
23-09-2023
  • 3 bulan yang lalu / Kegiatan MPLS  TA 2022/2023 kegiatan dilaksanakan pada Tanggal 04 Juli 2023 lebih jelas lihat di menu  Info PPDB, Kegiatan Pertemuan Orang Tua Peserta Didik Baru  TA 2022/2023 kegiatan dilaksanakan pada Tanggal 08 Juli 2023 lebih jelas lihat di menu  Info PPDB.
26
Jan 2023
Lusita Sihombing: Pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktu-Nya

[LUSITA Sihombing adalah siswi kelas XII MIPA 5 SMA Xaverius 1 Palembang. Pada suatu kesempatan, di hadapan teman-temannya ia mengisahkan peran Tuhan dalam hidupnya. Tuhan Yesus sungguh mencintainya. Maka, Lusita pun tidak mau menghilangkan cinta Tuhan darinya dalam melakukan karya pelayanan di lingkup gereja.

Berikut, paparan singkat atas pengalaman iman-rohaninya yang menghantar Lusita menuju kebahagian dalam hidupnya].

Kasih Agape

Banyak hal yang dapat mencirikan Kristen. Tetapi satu hal yang paling mendefinisikan Kristen sejati, yaitu kasih.

Kasih adalah cinta yang tak tertandingi. Melalui kasih, Tuhan mencintai semua ciptaannya tanpa syarat. Itulah yang disebut dengan Kasih Agape. Kasih yang tidak memandang latar belakang, baik buruknya dirimu, bahkan rupamu.

Betul, Kasih Agape. Ialah puncak kasih yang paling luar biasa dan sulit dilaksanakan. Kebanyakan dari kita masih bisa menerima kasih bersyarat, namun untuk mencintai tanpa syarat itu adalah sesuatu yang berat.

Kasih Agape dalam Matius 5:43–44 “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”

Sebagai manusia biasa yang masih berdosa dan membuat kesalahan, memaafkan musuh ialah hal yang sulit, apalagi mengasihi. Tuhan sendiri yang berfirman kepada kita untuk mendoakan musuh kita. Tak seorangpun dapat melakukannya kecuali ia mau setia padaNya, melalui segala perkara. Setia berarti taat dan taat berarti melakukan.

Ikhlas

Matius 5:39-44 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat 1 kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu”. Firman ini mengajarkan kita untuk belajar ikhlas. Ikhlas merupakan salah satu bentuk kasih dan tak jarang banyak manusia sering melupakan hal ini.

Teladan

Tuhan sendiri telah membuktikan melalui tindakan-Nya. Apa itu Kasih Agape. Ia datang ke dunia, menjadi manusia untuk memberikan kita teladan. Bila diarungi melalui pikiran manusia, “Tuhan manakah yang rela mengorbankan dirinya untuk menjadi manusia bila ia dapat menerima segala pelayanan terbaik di surga?”

Tuhan kita, hanya Yesus Kristus yang mau turun dan langsung memberikan contoh pada umatNya. Sungguh Kasih yang luar biasa. Meninggalkan singgahsana-Nya demi umat-Nya yang kerap kali berbuat dosa.

Meninggalkan surga-Nya, menerima segala fitnah orang farisi, disalibkan, hingga dikhianati murid-Nya sendiri. Bagaimana kuatnya Iman Yesus. Tak terbayang bagiku, saat Yesus mengetahui rencana jahat Yudas namun tetap bertindak biasa bahkan tetap mengajaknya ikut dalam perjamuan makan. Bagaimana Yesus yang sebagai manusia merasakan sakit, sedih, dan khawatirnya.

Mengutip Kitab Suci, Matius 26:38, lalu kata-Nya kepada mereka: ”Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” Namun Ia menunjukkan cara yang tepat untuk menghadapi segalanya, melalui doa.

Lanjut, dalam Matius 26:39: Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Ia berserah penuh kepada Allah dan menyelesaikan tugasnya sebagai manusia. Kasih yang tak ternilai, seberapa banyakpun emas tak dapat menggantikan darah-Nya yang jatuh untuk menebus dosa kita.

Lusita Sihombing

Saya bukanlah seorang Kristen yang selalu taat, namun saya bersyukur dapat hidup dilingkungan yang mengajakku bertumbuh dalam-Nya.

Berkat Tuhan

Berdasarkan pengalamanku, aku menerima banyak sekali berkat Tuhan, khususnya dalam bidang pendidikan. Bila dihitung, waktu saya untuk belajar pribadi sangatlah minim.

  • Dimana hari Senin, pulang sekolah jam 3 sore dan terkadang ada MDPJ (Menara Doa Pelayanan Jemaat) yang wajib diikuti seluruh pelayan dan pulang malam dari gereja.
  • Di hari Selasa, sepulang sekolah biasanya terdapat Doa Pengurapan, bila dijadwal akan pulang malam dari gereja.
  • Rabu, sepulang sekolah saya mengikuti les hingga jam 7 dan jam 9 malam mengikuti menara doa zoom.
  • Kamis merupakan hari free dimana hanya sekolah, namun bila mendekati Natal ataupun hari besar lainnya, biasanya ada latihan tambahan dan pulang malam seperti biasa.
  • Jumat, setelah pulang sekolah dan les terdapat latihan. Dimana kami sebagai pelayan dancer meningkatkan skill dan iman rohani kami melalui sharing-sharing firman Tuhan. Seperti biasa, saya akan sampai dirumah sekitar jam 9 atau 10 malam.
  • Sabtu adalah hari free dimana hanya les dan lainnya freetime. Namun disitulah saya mengerjakan segala pekerjaan rumah (pr) yang belum sempat terselesaikan.
  • Minggu, biasanya saya akan berkegiatan di gereja mulai dari jam 7 pagi hingga sore atau bahkan malam.
  • Minggu adalah hari dimana saya melayani Tuhan sekaligus menjadi coach untuk anak-anak junior di gereja. Semuanya itu belum termasuk waktu saya untuk doa pribadi dan doa bersama keluarga.

Tetap fokus

Sangatlah melelahkan, terkadang dengan berulangnya pola tersebut membuat saya kesulitan dalam belajar. Mulai dari pulang malam yang hampir setiap hari, membuatku harus lebih ekstra meluangkan waktu untuk menyelesaikan tugas. Bahkan untuk ulangan saya akan menggunakan sistem sks ataupun menyicil ditengah-tengah padatnya kegiatan.

Yang paling sulit diterapkan adalah ketika bulan Desember menjelang ujian. Disitulah kesetiaan kita akan diuji.

Dengan materi pelajaran yang banyak namun harus tetap fokus juga dalam pelayanan serta latihan-latihan tambahan lainnya. Menyesuaikan jadwal les dengan pelayanan. Belum lagi mempersiapkan junior untuk pelayanan di Natal Sekolah Minggu.

Itu semua tentunya memakan waktu dan sangatlah berat. Benar-benar berat hingga sulit untuk menguasai tiap materi dengan baik. Meski sudah menyicil dari jauh hari, terkadang saking penuhnya kegiatan hingga banyak yang terlupa.

Namun, pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktu-Nya. Saya selalu merasa kurang dalam belajar, namun hasil akhir selalu terbaik. Jauh lebih baik dari apa yang saya pikirkan. Selama memulai pelayanan ini, Tuhan selalu memberikanku 5 besar. Tidak pernah dibawahnya.

Karena Kasih-Nya

Tentunya aku tahu ini bukan dari jerih payahku menguasai tiap materi, mengatur waktu, menyusun jadwal atau bahkan bukan karena aku pintar. Tapi oleh karena Kasih-Nya pada anak-Nya yang mau berkorban.

Pemimpinku di pelayanan selalu bilang bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan yang buruk selagi kita bisa setia. Yang terbaik selalu Ia sediakan. Dan kami telah membuktikannya.

Lusita bersama teman-teman sepelayanan dan Bapak Ibu Gembala GBI

Hidup ini tak selalu berbicara tentang materi, tak semuanya dapat membawa damai meski uang berlimpah. Saya percaya, Tuhan selalu memperhitungkan segala sesuatu yang kita lakukan, tiap air mata Ia tampung, tiap beban Ia pikul. Bila anda sudah jauh dari Tuhan, yuk balik lagi kepadaNya dan belajar untuk setia sampai akhir.*** (ed. Ignas)