
LOMBA pidato secara virtual diikuti oleh 32 peserta. Lomba ini diselenggarakan oleh OSIS / PPSK SMA Xaverius 1 Palembang.
Bagi Yenita Kusuma Dewi, lomba pidato dalam rangka memperingati HUT RI ke-76 tahun 2021 ini “untuk mewakili kelas XII MIPA 7 dan ingin menyemarakkan suasana hari ulang tahun ke-76 kemerdekaan Republik Indonesia.”
Taat hukum
Lebih jauh lagi, keikutsertaan Yenita dalam lomba pidato tahun ini ingin mendapatkan pengalaman baru. Ia pun hendak menyoroti masalah yang sedang up to date di kalangan remaja.
Yenita menyiapkan materi pidato dengan durasi 3-7 menit secara khusus tentang “Generasi muda dan tantangan kemerdekaannya (tantangannya diantaranya adalah dunia kejahatan dan pelanggaran hukum).”
Sejauh Yenita amati, topik ini dirasa sangat relevan dan real dengan kondisi kaum muda zaman ini. “Topik ini isi yang saya angkat adalah masalah sebagian besar remaja selalu meniru apa yang menjadi ”up to date” tanpa menyaring dan memikirkan sebelumnya.”
Jauhi kejahatan
“Pada kesempatan kali ini, saya juga mengajak kita generasi muda untuk tidak mudah menyerah terhadap dunia kejahatan, melainkan menjadi pribadi yang merdeka untuk maju”, harap Yenita dalam pidatonya.
Putri kelahiran Palembang, 20 Juli 2004 ini menuturkan beberapa kesan selama pidato berlangsung. Walaupun pidato disampaikan secara virtual dari rumahnya, perasaan gugup dan tegang tak luput dari Yenita.
“Hal-hal yang berkesan bagi saya selama persiapan lomba ini adalah pemikiran untuk topik yang akan saya angkat. Saya melihat banyaknya berita anak muda sekarang menggunakan obat-obatan terlarang sehingga menjerumuskan ke pergaulan bebas dan bahkan ada yang menganggap LGBT hal yang wajar”, jelas Yenita yang menyoroti topik tersebut sebagai tantangan generasi muda saat ini.
Gugup dan tegang
Kesan lain yang tak dapat disembunyikan bagi Yenita selama lomba pidato lewat zoom, “disitu saya merasa sangat gugup sehingga saya merasa penampilan yang saya berikan kurang maksimal. Karena gugup tersebut melanda diri saya, sehingga akhirnya pidato yang harusnya belum selesai di bagian penutup, saya selesaikan atau akhiri dengan segera karena saya tidak dapat memikirkan (seketika lupa) apalagi yang saya buat dalam teks pidato”.
Pengalaman lomba pidato dan rasa gugup, tegang, serta deg-degan ketika ingin tampil. Itulah pengalaman yang sangat berkesan. Dalam kondisi seperti ini, Yenita tidak berjalan seorang diri, Yenita merasa sangat berkesan dan tersentuh di mana “ada orang tua dan beberapa teman-teman memberikan support atau dukungan untuk saya.”

Tetap fokus
Yenita menceritakan pengalamannya dalam menyiapkan pidato dalam konteks perlombaan untuk memperingati HUT RI ke-76 ini, antara lain:
- Cara saya agar bisa menyampaikan pidato dengan baik adalah membaca teks pidato secara berulang kali agar ingat pemilihan kata-kata yang saya gunakan.
- Walaupun dalam lomba pidato tahun ini saya belum memberikan penampilan yang baik, namun saya ingin menyampaikan beberapa saran, menurut saya seperti ketika ingin tampil pidato jangan terlalu banyak membacanya ulang karena nanti akan berdampak lupa pada saat lomba berlangsung.
- Jangan hiraukan yang lain, fokus pada hal atau kalimat apa yang ingin diucapkan.
- Selanjutnya, gugup boleh tapi jangan sampai gugup berlebihan yang akhirnya seperti cerita saya.
“Harapan saya untuk pidato ini adalah memberikan hal yang terbaik sebisa mungkin dan semampu saya”, saat Yenita ditanya tentang harapannya dalam lomba bidang pidato pada Senin, 16 Agustus 2021.*** (Ignas Iwan Waning)