
RETRET pada awal bulan Februari 2023 ini khusus bagi siswa-siswi kelas XII (MIPA dan IPS) yang beragama Katolik. Retret juga merupakan salah satu program SMA Xaverius 1 Palembang.
Pelaksanaannya di Rumah Retret Giri Nugraha, KM 7 Palembang. Di sana, para peserta retret didampingi oleh Romo A Nugroho, SCJ bersama tim. Berikut penuturan pengalaman singkat dari Imaculatta Silky, kelas XII IPS 1. Imaculatta fokus menyoroti tentang persiapan dan pelaksanaan sakramen tobat serta pentas seni.
Nulis dosa
Pengalaman retret selalu berbeda-beda bagiku. Begitupun Retret SMA kali ini. Ada banyak hal menarik yang aku alami selama retret 4 hari 3 malam ini, Rabu-Sabtu (1-4 Februari 2023).
Yang paling berkesan menurutku adalah saat pengakuan dosa bersama di Kapel. Sebelum mengaku dosa, kami terlebih dulu menulis semua dosa kami di kertas kecil. Lalu setelah makan malam, kami langsung menuju kapel dan duduk di tempat duduk masing-masing menunggu giliran untuk mengaku dosa.

Saat giliranku mengaku dosa, aku sedang tersedu-sedu. Hidungku tersumbat karena menangis, ditambah saat itu aku tidak membawa tisu. Dan saat sedang mendengarkan nasihat dari imam pun, aku masih tersedu-sedu.
Cinta tulus
Menurutku nasihat beliau sangat menyentuh. Beliau mengatakan,” Manusia kesulitan untuk mencintai, karena mereka tidak belajar untuk mencintai dari sumber cinta itu sendiri. Yaitu Yesus Kristus. Pengurbanan Yesus itu karena cinta-Nya yang tulus, bukan karena terpaksa.”
Baca juga: Tidak Menyentuh HP
Selain pengalaman mengaku dosa, persiapan pensi sampai pada pentas seninya juga sangat berkesan baiku.
Bahagia
Malam terakhir, masing-masing kelompok harus menampilkan pentas seni. Kelompok kami kebagian untuk tampil drama mengenai perjuangan. Mulai dari persiapan, dimana teman kelompokku membuat naskah drama, sampai latihannya sangat seru bagiku.
Aku melihat bagaimana keren dan hebatnya teman-teman kelompokku dalam menyiapkan dan berlatih untuk drama. Walaupun kami banyak tertawa, tapi drama kami selesai dan saat pentas seni mulai, kelompok kami bisa tampil dengan baik. Bahkan jauh lebih lucu dan kocak dibandingkan saat latihan.

Penampilan dari kelompok lain juga sangat keren-keren. Pentas seni malam itu ditutup dengan joget Kewer-Kewer bersama. Hampir semuanya maju ke depan untuk berjoget bersama.
Malam itu, di ruang aula seluruh peserta dan pendamping retret ikut merasakan kebahagiaan dan keseruan kami. Jujur, hampir selama 2 tahun belum pernah merasakan kebersamaan seperti ini karena pandemi.*** (ed. Ignas)